Hubungan Motivasi Keluarga dengan Efikasi Diri (Self Efficacy) pada Pasien Post Stroke Yang Menjalani Fisioterapi

Penulis

  • Firman Halawa Universitas Prima Indonesia
  • Peri Budi Buulolo Universitas Prima Indonesia
  • Mitra Arif Gulo Universitas Prima Indonesia
  • Paul Karyaman Dachi Universitas Prima Indonesia
  • Eva Latifah Nurhayati Universitas Prima Indonesia

Kata Kunci:

Motivasi Keluarga, Efikasi diri, Genetik

Abstrak

Stroke merupakan suatu penyakit yang menggangu saraf terutama saraf yang terdapat pada otak kelumpuhan saraf atau defisit neurologis akibat gangguan aliran darah (karena sumbatan atau perdarahan) pada salah satu bagian otak. Seseorang terkena serangan stroke disebabkan oleh dua hal utama, yaitu stroke iskemik/non perdarahan yang mana penyumbatan arteri yang mengalirkan ke otak dan stroke hemoragik/perdarahan darah karena adanya perdarahan di otak. Terdapat dua jenis faktor resiko terjadinya stroke yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang tidak dapat diubah, faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga dan riwayat stroke sebelumnya dan faktor resiko yang dapat diubah yaitu hipertensi, diabetes, merokok dan dislipdemia. Di indonesia penyakit stroke sangat banyak dijumpai pada masyarakat baik itu di perkotaan dan didesa yang disebabkan oleh berbagai faktor pencetus baik itu karna komplikasi penyakit maupun penyakit genetik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian cross sectional dengan metode pengambilan sampel accidental sampling dan besar sampel 25 orang.instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang meliputi pernyataan motivasi keluarga dan pernyataan efikasi diri (Self Efficacy). Hasil penelitian menunjukan bahwa 14 (56%) dari 25 pasien memiliki motivasi keluarga dan efikasi diri (Self Efficacy) yang baik. Setelah dilakukan uji chi square disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi keluarga dengan efikasi diri (Self Efficacy) dengan p value <0,05 atau (0,01 <0,05). Dengan hasil tersebut diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk menambahkan pengkajian mengenai motivasi keluarga dengan efikasi diri (Self Efficacy) di rumah sakit.

Referensi

Afriyani, I. (2011). Hubungan peran keluarga dalam merawat pasien stroke lanjutan konsep diri penderita. Yogyakarta. Diakses dari http://docplayer. Info>437256..

Agoes, Azwar, dkk. (2016). Penyakit di usia tua. Jakarta :EGC

Always, David & Cole, J. W. (2012). Esensial stroke untuk layanan primer. EGC: Jakarta.

Allen. (2006). Support of diabetes from the family. Diakses dari

http://www.buzzle.com/editorials/7-

-2006101247.asp

Arsyta. (2016). Hubungan dukungan keluarga dengan Self Efficacy pada pasien stroke. Pontianak. Diakses dari

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmke perawatanFK/article/view/22122

Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Edisi revisi v. Jakarta: Rineka Cipta. http://eprints.ums.ac.id/53309/8/

Hlebec. (2009). Social support at stressful events .Metodoloski zvezki, Vol.6 No. 2. Dakses dari https://www.statd.si/mz/mz9.1/hlebec.pdf

Hu & Arau. (2013). Validation of chinese version of the Self Efficacy for managing chronic disease . ISRN Public

Health.http://Users/toshiba/Downloads/

-817-1-SM.pdf

Ismatika & Soleha. (2017). Hubungan Self Efficacy Dengan Perilaku Self Care Pasien Post Stroke. Surabaya.

Diakses dari

ournal.unusa.ac.id/index.php/jhs/arti cle/view/418

Junaidi, & Iskandar. (2012). Stroke Waspadai Ancamannya. C.V Andi:

Jakarta.

Kurniawan, & Romi. (2017). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan rehabilitasi fisik pasien stroke di rsud. Yogyakarta. Diakses dari http://repository.umy.ac.id/handle/1234

/15555

Lingga, L. (2013). All about stroke: hidup sebelum dan pasca stroke. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Musrika, & Hendra, J. (2014). Motivasi penderita stroke untuk melakukan rentang

Gerak Di Sendiri Desa Pekuwon Kec

amatan Bangsal. Mojokerto. Diakses dari http://repository.poltekkesmajapahit. ac.id/index.php/PUBKEP/article/vie w/537..

Mulyatsih, Enny & Ahmad, A. (2008). Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di Rumah. FKUI : Jakarta.

Diakses dari. https://www.hindawi.com/journals/isrn/

/298986/

Nazli, U. (2017). Hubungan motivasi keluarga dengan efikasi diri pasien post stroke yang menjalani fisioterapi. Sumatera Utara: Fakultas

Keperawatan Sumatera Utara.

Diakses dari

http://repository.usu.ac.id/handle/12345

/68567

Nurhayanti, S. (2016). Hubungan Antara

Dukungan Keluarga Dan Motivasi

Melakukan Rom Pada Pasien Pasca Stroke. Balikpapan. Diakses 12 Juli

Diakses dari

http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/146/1/Prosiding%202nd%2

Poltekkes

RISKESDAS. (2013). Perkembangan status kesehatan masyarakat di indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementrian RI.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Graha Ilmu :

Yogyakarta. Diakses dari http://ojs.unud.ac.id.dowload

Smeltzer, S, & Bare. (2017). Brunner & suddarth’s textbook of medical surgical nursing. Philadelpia :

Lippincott. https://www.amazon.com/BrunnerSuddarths-Textbook-Medical-Surgical-

Sudarths/dp/1451146663

Sundah, (2014). Hubungan antara dukungan keluarga dan motivasi melakukann rom pada pasien pascah stroke. Mahakam Nursing. Diakses dari http://journal.stkipman.ac.idn d ex.php/ners/article/view/203.

Word Health Organization (WHO). (2014). Commision on ending childhood obesity, departement of noncommunicable disease surveillance. Diakses dari

https://www.who.int/end-childhoodobesity/publications/echo-report/en/

Wurtiningsih, B. (2012). Dukungan keluarga pada pasien stroke. Semarang Medica Hospitalia. Diakses dari: http://www.who.int/mediacentre/fact sheets/fs311/en/indeks. http://repository.unusa.ac.id/2814/1/Hub ungan%20Efikasi%20Diri%20dan%20 Motivasi%

Unduhan

Diterbitkan

2021-07-27